Text Box: Email : PsikologAurora@gmail.com  -  Twitter : @pakarpsikologi  -  www.pakarpsikologi.com

Tidak Mau ke Sekolah

 

Si kecil  sering mengeluh sakit sebelum berangkat sekolah, atau justru terang - terangan menolak berangkat ke sekolah, bisa jadi anak anda sedang mogok sekolah atau dalam  istilah psikologi disebut school refusal.

Lewat artikel ini mari kita lebih memahami mengenai school refusal agar kita bisa mencegah dampaknya sebelum berkelanjutan.

School refusal atau mogok sekolah didefinisikan sebagai  kesulitan anak untuk mau datang ke sekolah. Anak yang mengalami mogok sekolah menolak untuk pergi ke sekolah (selama seminggu atau  lebih) atau kesulitan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sampai selesai.

Seandainya anak tetap berangkat ke sekolah akan disertai distress, seperti :

1.      Anak - anak yang selalu menangis atau marah setiap pagi

2.      Anak / remaja yang sering mengeluh sakit sebelum berangkat ke sekolah

 

Namun kita harus membedakan anak yang mogok sekolah dengan anak yang suka membolos, anak yang membolos menyembunyikan ketidakhadirannya ke sekolah dari orangtuanya, dan bangga akan kemampuannya membolos. Sementara anak  yang sedang mogok sekolah tidak menyembunyikan kehatidakhadirannya di sekolah, dan merasa malu akan ketidakhadirannya / ketidakmampuannya berangkat ke sekolah.

Mogok sekolah umum dialami anak-anak usia 5 - 7 tahun dan 11 - 14 tahun, pada usia ini anak berhadapan dengan lingkungan baru saat memasuki Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Mogok sekolah biasanya terjadi saat usai liburan, selama liburan anak banyak menghabiskan waktu dengan orangtuanya dan enggan berpisah setelah kedekatan yang tercipta selama liburan. Penyebab lain timbulnya mogok sekolah adalah :

1. Orangtua Sakit (mogok sekolah justru biasanya berawal setelah orangtua sembuh dari sakit).

2. Perpisahan orangtua, masalah pernikahan, atau seusai pertengkaran dengan orangtua.

3. Kematian  orangtua teman sepermainan anak.

4. Cemburu pada saudaranya

5. Orangtua yang khawatir pada anaknya

6. Bullying

 

berlanjut…...

Text Box: Back
Text Box: 15
Text Box: Next
kembali ke awalkonsultasi gratismemahami anaklayanan kamitentang kearakeara konsultan psikologi

KEARA

Pakar psikologi

memahami anak